Wednesday, April 9, 2014

Riddle Chapter 5 : Detektif Muda, Ven Riddle

Pertemuan kami dengan sosok pemuda di sebuah rumah tua masih menjadi sebuah misteri bagiku. Terlebih dengan ucapannya padaku “salam perkenalan”. Dan sebuah fakta yang kubaca dari dokumen pribadi harry tentang keberadaan organisasi bawah tanah, blue mushroom. (red: bukan organisaisi penambang bawah tanah) *plakk

    Saat ini pihak kepolisian sedang meminta keterangan dari harry dan beberapa awak media sudah memenuhi tempat ini untuk mencari berita. Tentunya karena mereka diundang olehnya heheee.

    “detektif, bisa anda jelaskan kejadian ini kepada kami?? Apa yang anda temukan dari kejadian ini?? Apa ini masih berhubungan dengan kasus yang kemaren?? Bla bla bla dan bla” beberapa wartawan menghujani kami dengan begitu banyak pertanyaan. Oh iya aku malah ditarik oleh detektif harry untuk ikut menjawab pertanyaan wartawan, padahal aku sama sekali tidak ingin.

    “hei nona wartawan yang cantik, sebelum menjawab pertanyaanmu, boleh kutahu siapa namamu??” tanya harry kepada salah satu wartawan wanita di depan kami.

    Ya, ternyata selain punya kepribadian ganda, ternyata dia juga seorang pemuja wanita cantik. Detektif macam apa ini?? -____-

    “eh, ya perkenalkan namaku, nadine sandman, reporter berita harian metro city, sir” dia memperkenalkan diri dengan senyuman manisnya.

    “oh iya, miss nadine dan semua teman media, kasus kali ini murni bunuh diri dan tidak ada hubungannya dengan kasus lain yang kuselesaikan, oke terima kasih”

    “selama ada detektif harry sullivan, semua kasus akan terselesaikan hahaaa”

    “oh iya, aku lupa akan satu hal, kasus ini tidak akan berhasil tanpa bantuan rekan baruku, kuperkenalkan pada dunia, seorang detektif muda bernama Ven Riddle”

    “mulai sekarang, kau akan sekeren diriku, ven hahahaaa” bisik harry padaku.

Sepertinya aku salah mencari partner, ketertarikanku di dunia detektif adalah banyaknya rahasia dan kode-kode yang harus dipecahkan, bukan untuk terkenal seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi -___-
Sesi pertanyaan wartawan pun berakhir. Dan pihak kepolisian sudah mendapatkan cukup bukti dan keterangan untuk diproses lebih lanjut.

    “hei, detektif muda” seseorang menepuk pundaku dari belakang dan dia ternyata seorang wanita cantik.
    “ini aku, wartawan metro city, nadine sandman”

    “oh iya, kau yang tadi digoda oleh detektif harry itu” seorang wanita cantik sedang berdiri dihadapanku dan mengajakku berbicara empat mata, tapi perasaan aneh apa ini?? Seperti ada hawa gelap disekitar kami. Ah entahlah, mungkin Cuma khayalanku saja.
    “hei, ven apa kau melamun? Haloo?”

    “oh hahaa, maaf maaf” sindrom 60 detik, begitu ku menyebutnya, barusaja kambuh lagi.
    “aku tak menyangka, detektif harry mempunyai partner yang tampan”

    “ehh?? Maksudmu?” aku terkejut mendengar pernyataannya barusan. Ya walaupun aku sudah tahu soal itu, karena memang banyak yang mengatakan aku tampan hahahaaa.

    “ya, aku tipe orang yang selalu berterus terang, dan sepertinya aku menyukaimu, ven” muka nadine nampak memerah.

    “oi oi tunggu dulu” sejujurnya, aku menyukai momen seperti ini, tapi hei kita baru saja kenal. Tapi apa memang pesonaku sedahsyat itu heheee.

    *bletakk
tiba-tiba sebuah pukulan mendarat kekepalaku.
    “hei anak muda, jangan mendahului orang tua, itu sungguh tidak sopan” detektif harry tiba-tiba muncul entah dari mana.
    “dan satu hal lagi, anak muda jangan terlalu banyak berkhayal, itu tidak baik”

Sebenarnya siapa disini yang tidak sopan? Datang begitu saja menyela pembicaraan orang lain, lalu memukulku tanpa perasaan bersalah sedikitpun.

    “hei nona manis, mari kita bicara sebentar sambil minum coffee, bagaimana??” detektif harry mengajak nadine ke suatu tempat. Dan meninggalkanku, ya meninggalkanku. Itu artinya aku seorang diri disini, aaarrrgggghhhh..... si tua bangka sialan, merusak momen bahagiaku saja. Tapi perasaan apa ini, hawa gelap itu terasa lagi. Perasaanku jadi tidak enak, sepertinya ada seseorang yang mengawasiku. Tapi dimana?? Aku melihat disekitar tak ada seorangpun yang mencurigakan.

    Lalu tiba-tiba, bunyi HP ku berdering.
    “viona, menelponku??” *senyum kecut

Sepertinya aku tahu, perasaan tidak enak ini berasal darimana. *glek glek
    “halo, sayang tumben menelpon, kangen ya??” aku mencoba bersikap tenang

    “RRRRIIIIDDDLLLEEEE KUUUUNNNNNN!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”

Suara viona kali ini tak lembut seperti biasanya, kali ini terdengar begitu mengerikan.
    “iya sayang, ada apa?? Tiba-tiba marah begitu?” masih mencoba untuk tenang.

    “HEI pura-pura lupa atau memang sengaja lupa??”

    “itu sama saja -___-”

    “ngga, itu berbeda, pura-pura sama sengaja itu berbeda, lain kali saja kujelaskan soal itu”

    *hee memang sebaiknya begitu, lagipula itu bukanlah hal penting -__-

    “kun, apa kau lupa dengan janji kita sore ini HAH?? Coba lihat jammu sekarang!”

    “janji?? Sekarang pukul 16.30, bisa kau ingatkan lagi sayang??”

    Sial, aku lupa janjiku dengan viona sore ini, lagipula itu janji apa???? Aku sama sekali tak mengingatnya??
    “sebelum kujelaskan soal janji itu, ada yang ingin kutanyakan padamu!! Apa tadi kau menggoda seorang wanita, riddle kun??”

    “eh?? Apa yang kau bicarakan, vio??” perlu kalian tahu, viona mempunyai radar yang sangat akurat dimana dia selalu tahu saat aku sedang dekat dengan seorang wanita walau saat itu viona berada dirumahnya, rasa cemburunya begitu tinggi pengecualian terhadap nenek-nenek dia ikhlas katanya.  -___-

    “soal itu bisa jelaskan nanti, vio”

“lagipula, ia hanya seorang wartawan berita, bukan siapa-siapa, percayalah padaku”

“baiklah, lalu kenapa kau tidak segera kesini? Malah tampil narsis di televisi hufftt”

“hah?? Maksudmu?”

“iya, barusaja ada berita tentangmu ditelevisi, selamat ya sayang”

“hehee terima kasih, vio”

“LALU CEPAT KERUMAHKU SEKARANG!!!”

    “iya-iya tunggu aku sekitar 30 menit lagi”

Kututup telepon dari viona, yup memang seperti inilah hubungan kami, terlihat aneh memang bagi orang kebanyakan. Mood viona cenderung labil, sedetik lalu ia begitu romantis, sedetik kemudian dia menjadi sosok yang lain. Walau bagaimanapun, dia wanita yang baik dan ramah terhadap siapapun.

    “hei anak muda, mau pergi kemana kau?” detektif harry kembali seorang diri.

    “oh, detektif, hei dimana wartawan metro itu, bukankah tadi kau bersamanya??” tanyaku

    “hahahaa dasar anak muda, sepertinya kau berpikiran macam-macam padaku”

    “hei anak muda, ada beberapa hal yang ingin kuingatkan padamu” muka harry berubah serius dengan alis yang hampir menyatu.
    “pertama, berhati-hatilah dengan awak media. Mereka akan menggunakan cara apapun untuk mendapatkan informasi penting bahkan yang bersifat rahasia dari kita”
    “dan sepertinya kau hampir saja terjebak oleh perangkap mereka, seharusnya kau berterima kasih padaku tapi lupakan saja hahahaaa”
    “satu hal lagi, jangan sampai informasi rahasia tersebar ke masyarakat, hal ini hanya akan menimbulkan keresahan dan kekacauan”

    “baik, detektif” aku baru saja tersadar, memang saat wawancara tadi tidak semua informasi diberikan kepihak media, ada beberapa hal yang detektif harry sembunyikan. Mungkin informasi ini memang sangat rahasia.

    “boleh aku tanya satu hal, detektif? Apa laki-laki yang bunuh diri itu berhubungan dengan organisasi blue mushroom yang kau tunjukkan padaku??” tanyaku.

    “memang ada, dan perkataanya tentang salam perkenalan itu mengarah padamu, berhati-hatilah, sepertinya engkau sedang diawasi mereka, anak muda” terang harry dengan nada sangat-sangat serius. Kali ini benar-benar sangat serius.

    “tapi tenanglah, selama kau dalam pengawasanku, kau akan baik-baik saja hahahahaa”

    “-_____-“

Tapi penjelasan detektif harry barusan, membuatku merasa tidak nyaman. Dan memang sepertinya, mereka sedang mengawasiku. Hei, aku ini kan seorang detektif, resiko seperti ini memang bagian dari pekerjaanku, seharusnya aku tak terlalu terganggu soal ini. Mungkin aku memang harus banyak belajar dari detektif harry yang jam terbangnya sudah tinggi.



                                                               ---***---

*di sisi lain, di sebuah pinggiran kota

Disebuah tempat yang tidak disebutkan alamatnya karena ini sangat rahasia, terdapat beberapa pria berpakaian serba hitam dan salah satunya sedang terlibat pembicaraan melalui telepon dengan seseorang.

    “yes bos, orang baru itu bernama ven riddle, dia partner si detektif tua itu”

    “terus awasi dia, kemungkinan dia akan menyulitkan bisnis kita” jawab seseorang dari telepon.

    “baik bos, kami akan mencari lebih banyak informasi tentangnya, agen-agen kita sudah mulai bergerak”

    “alat pancing kita berjalan sukses, dia melakukan pekerjaannya dengan baik bos”

    “baik, kita akhiri pembicaraan ini” *tuuttt tutttt

Pembicaraan mereka terputus, dan pria-pria berbaju hitam mulai berpencar satu sama lain, keluar dari tempat yang tidak disebutkan alamatnya ini karena memang sangat rahasia.
                                                              
                                                                  ---*****---

*kembali ke ven riddle

    “ingat ini baik-baik anak muda, seorang laki-laki tidak pernah takut akan ancaman apapun terhadapnya karena itu mereka dijadikan pemimpin atas wanita untuk melindungi mereka” sebuah nasihat bijak dari seorang detektif harry.

    Memang disaat-saat seperti ini, sosok detektif harry menjadi sangat berkharisma dihadapanku. Dan sepertinya dia masih menjadi sosok idolaku heheee..

Chapter 5 – End
Wise Message
: “Biarkan misteri tetap menampakkan keindahannya dibalik bayangan, karena memang akan selalu ada misteri yang tetap menjadi misteri, itulah kehidupan”

Riddle san : “oi oi, apa kau mencoba berpuisi kali ini nara san??”

NaraTHOR : “hehee hanya sedikit berimprovisasi saja, riddle san :P”

Riddle san : “tapi tunggu dulu, sejak kapan percakapan kita ada di akhir chapter seperti ini??”

NaraTHOR : “entahlah, sepertinya penulis menginginkan ini, lagipula aku juga ingin terkenal sepertimu, walau jatahku hanya di setiap akhir chapter, tapi itu sangat berarti buatku, jika bagian ini dihilangkan, aku akan kehilangan pekerjaanku lalu bagaimana dengan nasib keluargaku nanti??”

Riddle san : “oi oi lebay banget sih, lagipula MEMANGNYA KAU INI PUNYA KELUARGA HAH!!!”

NaraTHOR : “ini keluargaku” *menyodorkan photo

Riddle san : “anakmu sangat lucu sekali nara san” *terharu
”oi oi, tunggu dulu, pembaca tak bisa melihat foto keluargamu, sudahlah cut cut”

-Fin-

No comments: